Peran Neurotransmitter dalam Kecanduan Judi Online

By | March 4, 2025

Kecanduan judi online adalah masalah serius yang dapat memengaruhi kehidupan individu dan keluarganya. Sering kali, penyebab utama kecanduan judi tidak hanya terletak pada faktor psikologis atau sosial, tetapi juga pada proses biologis yang terjadi di otak. Salah satu komponen penting yang berperan dalam kecanduan ini adalah neurotransmitter – bahan kimia di otak yang mengirimkan sinyal antara sel-sel saraf. Artikel ini akan membahas bagaimana neurotransmitter berperan dalam kecanduan judi online dan bagaimana mereka mempengaruhi perilaku penjudi.

Neurotransmiter: Zat Kimia yang Berfungsi untuk Menghantarkan Rangsang  Listrik | kumparan.com

Apa Itu Neurotransmitter?

Neurotransmitter adalah senyawa kimia yang digunakan oleh sistem saraf untuk mengirimkan pesan antar neuron (sel saraf). Pesan ini memungkinkan otak dan tubuh untuk berkomunikasi dan mengatur berbagai fungsi tubuh, termasuk emosi, perilaku, dan proses fisik. Beberapa neurotransmitter yang berperan dalam proses kecanduan, termasuk kecanduan judi, adalah dopamin, serotonin, norepinefrin, dan gamma-aminobutyric acid (GABA).

Dopamin: Pusat Hadiah dan Kenikmatan

Dopamin sering disebut sebagai neurotransmitter “hadiah” atau “kenikmatan”. Ketika seseorang terlibat dalam kegiatan yang menyenangkan, seperti makan makanan favorit atau berolahraga, otak melepaskan dopamin sebagai tanda kepuasan. Begitu juga dalam konteks judi online, kemenangan atau bahkan hanya bertaruh dapat merangsang pelepasan dopamin.

Pada penjudi, sistem dopaminergik sering kali berfungsi secara berlebihan, membuat otak terus mencari sensasi yang lebih besar dan lebih intens. Judi online, yang menawarkan hadiah yang cepat dan mudah, sangat memicu pelepasan dopamin, sehingga menciptakan pola perilaku yang mengarah pada kecanduan. Semakin sering seseorang terpapar pada sensasi “hadiah” ini, semakin kuat otak mereka menginginkan rangsangan yang sama, yang akhirnya dapat menyebabkan kecanduan.

Serotonin: Mengatur Mood dan Keseimbangan Emosional

Serotonin adalah neurotransmitter yang berperan dalam pengaturan mood, kecemasan, dan kesejahteraan emosional. Ketidakseimbangan serotonin dapat menyebabkan gangguan kecemasan, depresi, dan perilaku impulsif. Dalam konteks kecanduan judi online, ketidakseimbangan serotonin dapat membuat penjudi merasa cemas atau tidak puas, sehingga mereka terus mencari cara untuk “mendapatkan lebih” melalui perjudian.

Penjudi yang memiliki kadar serotonin rendah mungkin merasa kesulitan untuk mengendalikan dorongan mereka untuk terus berjudi. Mereka lebih rentan terhadap perilaku impulsif, bertaruh lebih banyak uang, atau bahkan melanjutkan perjudian meskipun sudah mengalami kerugian besar. Kekurangan serotonin ini berkontribusi pada keinginan untuk terus mencari perasaan “bahagia” yang sementara yang dihasilkan oleh aktivitas perjudian.

Baca Juga: Kaya ke Miskin: Akibat Mengalami Kerugian Karena Judi Online

Norepinefrin: Meningkatkan Ketegangan dan Stimulasi

Norepinefrin adalah neurotransmitter yang berperan dalam respons tubuh terhadap stres dan ketegangan. Ia terlibat dalam mempersiapkan tubuh untuk menghadapi tantangan atau ancaman. Dalam perjudian online, norepinefrin meningkatkan rasa ketegangan dan kegembiraan yang sering dialami penjudi saat bertaruh.

Sensasi ketegangan ini dapat sangat menarik bagi mereka yang kecanduan judi. Sebagai contoh, dalam permainan yang penuh risiko atau taruhan yang lebih besar, peningkatan norepinefrin akan membuat pengalaman tersebut terasa lebih mengasyikkan. Sensasi ini memotivasi penjudi untuk terus bertaruh untuk merasakan lonjakan ketegangan dan kegembiraan, meskipun konsekuensinya adalah kerugian finansial.

GABA: Menenangkan dan Mengatur Impuls

Gamma-aminobutyric acid (GABA) adalah neurotransmitter penghambat yang membantu menenangkan otak dan mengatur perilaku impulsif. Pada individu yang sehat, GABA berfungsi untuk mencegah otak menjadi terlalu terstimulasi. Namun, pada penjudi yang mengalami kecanduan, kadar GABA sering kali tidak cukup untuk mengendalikan dorongan berlebihan untuk berjudi.

Kekurangan GABA membuat individu lebih rentan terhadap kecanduan karena impuls untuk berjudi menjadi lebih sulit untuk dikendalikan. Dalam banyak kasus, peningkatan tingkat kecemasan dan stres yang dirasakan oleh penjudi membuat mereka lebih sulit untuk mengatur dorongan tersebut. Akibatnya, mereka terus berjudi untuk meredakan kecemasan atau ketegangan meskipun mereka tahu bahwa itu merugikan mereka secara finansial dan emosional.

Mekanisme Otak dalam Kecanduan Judi Online

Kecanduan judi online melibatkan interaksi yang kompleks antara berbagai neurotransmitter, dengan dopamin memainkan peran utama dalam mengatur hasrat dan motivasi. Ketika seseorang pertama kali berjudi, sensasi kemenangan atau bahkan harapan kemenangan dapat meningkatkan pelepasan dopamin. Hal ini menciptakan perasaan kenikmatan yang kuat, dan otak menjadi terprogram untuk mengasosiasikan perjudian dengan penghargaan.

Seiring berjalannya waktu, otak beradaptasi dengan rangsangan tersebut, dan seseorang perlu bertaruh lebih banyak atau menghadapi risiko yang lebih besar untuk mendapatkan sensasi yang sama. Oleh karena itu, individu yang kecanduan judi online merasa terdorong untuk terus bermain meskipun mereka mengalami kerugian, karena otak mereka telah “terkondisi” untuk mengejar rasa kenikmatan yang ditimbulkan oleh dopamin.

Pengaruh Jangka Panjang dari Kecanduan Judi Online

Kecanduan judi online dapat menyebabkan perubahan struktural dan fungsional dalam otak. Penurunan kadar serotonin, ketidakseimbangan dopamin, dan disfungsi GABA dapat membuat seseorang semakin sulit mengendalikan dorongan berjudi. Seiring waktu, penguatan perilaku berjudi akan semakin mendalam, memperburuk kecanduan dan menyebabkan efek samping seperti stres kronis, gangguan tidur, depresi, dan gangguan kecemasan.

Penjudi yang kecanduan sering kali tidak menyadari dampak buruk ini sampai masalah mereka berkembang lebih jauh, karena mereka terjebak dalam pola perjudian yang memperburuk keadaan emosional dan mental mereka.

Kecanduan judi online tidak hanya berkaitan dengan faktor psikologis, tetapi juga dengan mekanisme biologis yang terjadi di otak. Neurotransmitter seperti dopamin, serotonin, norepinefrin, dan GABA memainkan peran yang sangat penting dalam memicu dan memperkuat perilaku berjudi. Dengan memahami bagaimana neurotransmitter ini berfungsi dalam kecanduan judi, kita dapat mengembangkan pendekatan yang lebih efektif dalam menangani dan mengobati masalah ini.

Terapi yang menargetkan keseimbangan neurotransmitter, seperti terapi perilaku kognitif atau pengobatan farmakologis, dapat membantu individu yang kecanduan judi untuk mengatasi dorongan mereka dan kembali mengendalikan hidup mereka. Sebagai masyarakat, kesadaran akan peran neurotransmitter dalam kecanduan judi online adalah langkah pertama menuju pencegahan dan pemulihan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *